Di era tahun 90-an dan 2000-an memang telah ada ponsel lipat, namun dengan layar yang hanya ada pada salah satu sisi saja. Sedangkan saat ini, mulai banyak beredar ponsel layar lipat seri terbaru yang fleksibel.
Ini dikarenakan ponsel canggih ini telah dilengkapi dengan layar OLED yang fleksibel dengan komponen khusus, layar polimer, dan casing bersendi. Lalu, bagaimana cara kerja dari ponsel tersebut? Berikut ulasannya.
Sistem Kerja Ponsel Layar Lipat yang Harus Anda Ketahui
Ponsel dengan layar yang bisa dilipat memiliki berbagai ukuran dan bentuk dengan layar OLED yang bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik melalui jaring senyawa organik.
Ada yang bentuknya seperti smartphone pada umumnya namun bisa mengubahnya menjadi tablet ketika ingin menyelesaikan pekerjaan atau melakukan obrolan video.
Selain itu ada pula yang bisa dilipat menjadi seperti ponsel flip yang pada dasarnya mengubah ponsel besar menjadi perangkat yang ukurannya jauh lebih kecil.
Walaupun memiliki ukuran yang berbeda, namun kedua jenis ponsel layar lipat tersebut memiliki sistem kerja yang sama yang terdiri dari beberapa lapisan, antara lain:
Lapisan Substrat
Ponsel dengan layar yang bisa dilipat ini memiliki lapisan substrat yang disebut dengan papan. Merupakan dasar layar yang mendukung semua lapisan lain yang ada pada ponsel.
Pada layar fleksibel atau lipat ini, pada bagian layar tidak terbuat dari kaca seperti pada ponsel cerdas lainnya karena bahan kaca yang tidak terlalu fleksibel.
Namun, pihak pengembang terus melakukan upaya dengan mengembangkan layar plastik polimer lengkung untuk ponsel yang fleksibel.
Hingga akhirnya, hadirlah lapisan substrat yang ada pada ponsel dengan layar lipat yang terbuat dari plastik polimer yang disebut polimida (PI). Selain fleksibel dan isolasi, polimida (PI) juga memiliki kekuatan mekanik yang tinggi dan stabilitas termal.
Ponsel Layar Lipat dengan Lapisan TFT
Merupakan lapisan yang diterapkan di bagian atas substrat fleksibel yang berguna untuk mengontrol pengiriman daya listrik ke setiap piksel.
Bisa dibilang, tugas dari TFT(Transistor Film Tipis) ini sebagai “jaringan listrik” yang akan menghubungkan semua piksel yang ada di layar.
Tidak seperti layar LCD, setiap piksel pada layar OLED bisa dikontrol secara individual. Hal ini memungkinkan tingkat kontras yang cukup tinggi dan konsumsi daya yang jauh lebih rendah.
Lapisan OLED
Selain lapisan substrat dan TFT, pada ponsel layar lipat juga terdapat lapisan OLED. Merupakan lapisan pemancar cahaya yang terdiri dari piksel individu yang setiap bagian masing-masing terdiri dari sub piksel berwarna hijau, merah, dan biru.
Setiap piksel tersebut mampu mencapai warna dan luminositas tertentu dengan cara memvariasikan jumlah daya yang diterima oleh sub piksel. Pada gilirannya, piksel-piksel tersebut bergabung untuk membentuk gambar yang akhirnya bisa kita lihat pada layar ponsel.
Lapisan OLED ini terbuat dari beberapa sub-lapisan, termasuk anoda, katoda, dan juga lapisan bahan pemancar cahaya organik yang diapit diantara mereka.
Lapisan Penutup
Pada lapisan terakhir ini disebut dengan lapisan enkapsulasi, merupakan lapisan yang fungsinya untuk menyegel sekaligus melindungi lapisan-lapisan lainnya.
Pada lapisan penutup ini bisa disentuh oleh pengguna ketika mereka sedang interaksi dengan layar lipat. Bahan material yang digunakan pada lapisan ini adalah polimida, seperti halnya pada lapisan substrat.
Untuk ponsel dengan layar lipat keluaran terbaru mulai mengadopsi kaca ultra-tipis (UTG) yang bahannya lebih keras dari plastik dan terasa seperti kaca biasa tapi tetap bisa ditekuk.
Itulah informasi seputar sistem kerja yang bisa ditemukan pada ponsel layar lipat keluaran terbaru. Bagaimana, sudah siap pengganti ponsel pintar Anda dengan seri layar OLED yang fleksibel dan bisa dilipat?